Hari Natal

Selamat Natal bagi yang (sudah) merayakannya. Selamat kepada semua orang yang masih menunggu di malam pesta Natal. Kali ini, sebagai hadiah Natal, izinkan saya membagikan beberapa hal berikut ini:

  1. Apa itu Natal?
  2. Sejarah Perayaan Natal;
  3. Spiritualitas Natal; dan
  4. Pentingnya hal itu dalam hidup kita

Apa itu natal?

Kata “Natal” berasal dari ungkapan Latin Dies Natalis (ulang tahun). Dalam bahasa Inggris, pesta Natal disebut Christmas, dari istilah Inggris Kuno Cristes Maesse (1038) atau Cristes-messe (1131), yang berarti misa. Juga ditulis ‘mas, singkatan yang sesuai dengan tradisi Kristen karena huruf X dalam bahasa Yunani berarti Kristus atau dalam bahasa Yunani ChiRho. Tidak ada kata “Natal” dalam Alkitab bahasa Indonesia, yang ada hanyalah kelahiran Yesus.

Asal usul Natal dalam bahasa Portugis artinya Kelahiran. Dalam tradisi Barat, perayaan Natal juga mengandung aspek non-religius. Beberapa tradisi Natal Barat termasuk pohon Natal, kartu Natal, bertukar hadiah antara teman dan keluarga, dan cerita tentang Sinterklas atau Sinterklas.

Kisah kelahiran Yesus Kristus adalah inti dari perayaan Natal ini. Menurut Alkitab, kelahiran Yesus terjadi di kota Betlehem di Palestina, dalam sebuah kandang sederhana karena tidak ada tempat bagi Maria dan Yusuf di penginapan. Yesus lahir dari perawan Maria, yang diyakini oleh umat Kristen sebagai pemenuhan nubuat-nubuat kuno tentang kedatangan Mesias. Kisah ini diceritakan dalam Injil Matius dan Lukas, di mana para malaikat memberitahukan kelahiran Yesus kepada para gembala yang kemudian datang untuk menyembah-Nya. Para orang Majus dari Timur juga datang membawa persembahan emas, kemenyan, dan mur, yang melambangkan pengakuan mereka terhadap Yesus sebagai raja, Tuhan, dan manusia.

Singkatnya, hari raya Natal adalah hari raya umat Kristiani yang dirayakan pada tanggal 25 Desember setiap tahun untuk menandai kelahiran Yesus Kristus. Natal dirayakan dalam kebaktian malam pada tanggal 24 Desember dan kebaktian pagi pada tanggal 25 Desember. Beberapa gereja Ortodoks merayakan Natal pada 6 Januari, mengikuti kalender Julian.

Gereja, khususnya Gereja Katolik, mewajibkan umatnya untuk merayakan Natal. Perayaan ini bukanlah perjamuan besar, bukan pesta besar, tetapi perayaan Ekaristi di Gereja. Jadi yang disebut perayaan Natal adalah Misa Natal, yaitu perayaan Ekaristi memperingati kelahiran Yesus Kristus.

Kisah Perayaan Natal

Kapan Yesus lahir? Pernahkah Anda bertanya kepada kakek buyut kita kapan mereka lahir? Tanggal pasti lahir Di masa lalu, orang tidak dilahirkan di kantor catatan sipil untuk menunjukkan akta kelahiran. Jarang ada orang yang mencatat tanggal lahir seseorang. Demikian juga Yesus, tidak ada yang tahu pasti tanggal lahirnya.

Joseph bukan seorang kaisar, dia hanya seorang tukang kayu, dia tidak berniat membuat prasasti untuk mendokumentasikan kelahiran putranya. Kita tahu dari Alkitab bahwa Yesus lahir selama sensus Kekaisaran Romawi.

Mungkin sekitar abad ke-7 SM sampai 2SM

Mengapa 25 Desember?

Selama Kekaisaran Romawi, 25 Desember adalah hari matahari dirayakan. Tuhan. Pesta meriah diadakan setiap hari untuk merayakan Tuhan. Pada saat itu, banyak orang Romawi yang telah memeluk agama Kristen. Namun, saat itu banyak orang Kristen yang ikut dalam perayaan hari lahir dewa matahari.

Para Bapa Gereja melihat bahwa budaya ini salah. Tentu saja, orang Kristen tidak boleh merayakan ulang tahun dewa matahari.

Untuk mencegah orang Kristen datang ke festival matahari, para bapa gereja menyelenggarakan perayaan mereka sendiri. Tanggal 25 Desember telah ditetapkan sebagai hari kelahiran Yesus Kristus. Para Bapa Gereja mengundang orang-orang Kristen untuk merayakan hari ini bukan demi matahari, tetapi untuk Dia yang menciptakan matahari. Umat ​​Kristen yang semula menghadiri perayaan festival matahari diundang ke gereja untuk merayakan Natal, hari kelahiran Yesus. Pada awalnya pesta Natal hanya dirayakan, tetapi seiring bertambahnya jumlah umat Kristen, pesta Natal menjadi lebih meriah.

Mengapa Yesus tidak lahir pada tahun pertama? Seperti disebutkan di atas, Yesus lahir sekitar abad ke-7 sampai 2 SM.Pembagian waktu dalam Before Christ (BC) dan Anno Domini (AD) dimulai pada abad ke-6 M. Ini pertama kali dibuat oleh seorang biarawan bernama Dionisio Exigio. Klasifikasi ini baru menjadi populer setelah abad ke-8, seiring dengan perkembangan agama Kristen.

Dionisio Exiguus membagi SM dan M setelah menghitung tabel liburan Paskah. Perhitungan ini digunakan untuk membagi dua kali. Namun dalam perhitungan modern perkiraan ini salah. Beberapa perhitungan modern memperkirakan bahwa Yesus lahir 2-7 tahun lebih awal dari perkiraan Dionysius Exiguus.

Dan meskipun perhitungan Dionysius Exiguus salah karena perhitungannya sudah populer, kalender SM dan M masih digunakan sampai sekarang.

Mengapa orang Kristen merayakan Natal ketika para rasul tidak merayakan Natal?

Para rasul tidak memiliki sekolah Minggu; Akankah Sekolah Minggu dihapuskan? Para rasul tidak menggunakan musik dalam ibadah; Haruskah Musik Dihilangkan dalam Ibadah?

Para rasul tidak beribadah di gereja; Apakah Gereja masih dihancurkan?

Para rasul tidak merayakan Natal. Natal tidak dirayakan sampai sekitar abad ke-4 Masehi.

Namun, para Bapa Gereja menganggap Natal sebagai festival penting untuk pemuliaan Tuhan, dan itu bagus. Karena itu, pesta Natal berlangsung hingga sekarang.

Pesta Natal

Pesta Hari Natal kini tampaknya telah mengubah makna Natal yang sebenarnya. Makna Natal yang sebenarnya untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus baru saja menjadi pesta. Di Eropa, tradisi Natal telah berkembang menjadi perayaan yang lebih berfokus pada kebersamaan keluarga dan ritual budaya, yang kadang melupakan esensi religiusnya. Misalnya, di Jerman, tradisi menghias pohon Natal (Tannenbaum) dan menyanyikan lagu-lagu Natal sangat populer. Di Inggris, kebiasaan saling bertukar kartu Natal dan menghadiri pementasan drama kelahiran Yesus masih dipraktikkan, meskipun sering kali aspek-aspek komersial seperti pemberian hadiah dan belanja besar-besaran lebih menonjol.

Perayaan Natal yang seharusnya mengikuti perayaan Ekaristi di gereja tampaknya telah berubah menjadi pertemuan keluarga, makan, dan bertukar hadiah. Di banyak negara Eropa, makan malam bersama keluarga pada malam Natal atau hari Natal merupakan momen penting, sering kali dengan hidangan khas seperti kalkun panggang di Inggris atau foie gras di Prancis. Namun, pergeseran ini juga telah membawa perubahan dalam cara Natal dirayakan, di mana fokus pada aspek religius sering kali tergeser oleh aktivitas sosial dan komersial.

Pusat perbelanjaan dan toko memasang pohon Natal, memasang gambar Sinterklas tanpa memahami makna Natal yang sebenarnya. Tidak ada mal yang membuat gua Natal, kandang domba, patung bayi Yesus, Maria, Yusuf, malaikat, dan gembala; meskipun itu adalah representasi nyata dari Natal. Bahkan di Eropa, pasar Natal yang awalnya berakar pada tradisi keagamaan, kini lebih dikenal sebagai tempat untuk belanja hadiah dan menikmati hiburan.

Sebuah film bertema Natal yang seharusnya bercerita tentang “semangat Natal” ternyata hanyalah kisah Sinterklas yang kehilangan rusa kutubnya. Tampaknya banyak orang yang ingin memanfaatkan pesta Natal tanpa memahami esensi dari pesta Natal itu sendiri. Di beberapa negara Eropa, film-film Natal klasik yang dulu mengedepankan pesan-pesan spiritual kini sering kali digantikan dengan cerita-cerita yang lebih mengedepankan humor atau drama ringan, mengurangi fokus pada makna asli dari perayaan tersebut.

Spiritualitas Natal

Natal adalah kisah solidaritas yang paling spektakuler dalam sejarah keselamatan umat manusia. Sebagai Tuhan yang bisa melakukan segalanya, Dia bisa tiba-tiba turun dari surga dalam bentuk seorang pemuda tampan; bahkan, Dia memilih jalan yang dilaluinya Dia dilahirkan melalui rahim seorang wanita, dalam bentuk seorang wanita.

Artinya, Tuhan sangat ingin mengalami secara langsung suka duka kehidupan manusia di dunia ini. Apa istilah yang tepat untuk sikap Tuhan ini jika bukan SOLIDARITAS? Maknanya bagi hidup kita. Kita harus meneladani sikap Tuhan dalam bentuk aksi solidaritas, tidak hanya terhadap sesama tetapi juga terhadap lingkungan sekitar kita.

Makna Spiritual Natal

Makna spiritual Natal melampaui konsep solidaritas dengan menyampaikan pesan tentang cinta tanpa syarat, pengorbanan, dan harapan baru. Kelahiran Yesus Kristus adalah manifestasi nyata dari kasih Tuhan yang rela menurunkan diri-Nya ke dalam kondisi manusiawi untuk membawa keselamatan bagi umat manusia. Spiritualitas Natal mengajarkan kita untuk:

  1. Cinta dan Kasih Sayang: Natal adalah waktu untuk menunjukkan cinta dan kasih sayang kepada orang lain, mencerminkan cinta Tuhan kepada kita. Ini tercermin dalam tindakan-tindakan kecil seperti memberi hadiah, membantu mereka yang membutuhkan, dan menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman.
  2. Pengorbanan dan Kerendahan Hati: Kelahiran Yesus dalam keadaan sederhana mengajarkan kita tentang pentingnya kerendahan hati dan pengorbanan. Meski Tuhan memiliki kekuasaan penuh, Dia memilih untuk hidup dalam keterbatasan manusia, mengajarkan kita untuk menghargai hal-hal sederhana dan rendah hati dalam hidup kita.
  3. Harapan dan Pembaruan: Natal membawa pesan harapan baru dan pembaruan spiritual. Ini adalah saat untuk merenungkan kembali iman kita, memperkuat hubungan dengan Tuhan, dan memulai lembaran baru dalam kehidupan spiritual kita.
  4. Kedamaian dan Keadilan: Spiritualitas Natal juga menekankan pentingnya kedamaian dan keadilan di dunia. Sebagai umat Kristen, kita diajak untuk menjadi agen perdamaian dan keadilan, bekerja untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik dan harmonis.
  5. Syukur dan Apresiasi: Natal adalah waktu untuk bersyukur atas segala karunia yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Ini mengajarkan kita untuk menghargai hidup, menghormati ciptaan Tuhan, dan hidup dengan penuh rasa syukur.

Dengan memahami makna spiritual ini, kita dapat merayakan Natal dengan lebih mendalam dan bermakna, bukan hanya sebagai perayaan sosial atau komersial, tetapi sebagai momen refleksi dan pertumbuhan spiritual. Spiritualitas Natal mengajak kita untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai Kristiani, seperti kasih, kejujuran, dan penghargaan terhadap kehidupan, sehingga kita dapat membawa dampak positif bagi diri sendiri dan orang lain di sekitar kita.

Kesederhanaan dan Aksi Nyata

Kita harus menafsirkan kesederhanaan Natal dalam pengertian apresiasi hidup yang sederhana. Sederhananya adalah: Tidak berlebihan (perhatikan fungsi sesuatu, apapun mereknya!)

Katakan dan bertindak dengan benar (berbohong hanya menunda pencarian kebenaran, berapa banyak waktu dan uang yang dikorbankan untuk kebenaran? Katakan saja) lakukan saja. Berbuat benar sebagai benar, melakukan benar sebagai benar, maka semua omong kosong dalam hidup akan berhasil.

Hargai hidup (mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan kepada kita dan jangan menambahkan lebih melalui operasi plastik yang hanya mengubah penampilan fisik, bukan keseluruhan diri sendiri).

Bagaimana Anda merayakan Natal tahun ini? Apa makna spiritual yang paling berkesan bagi Anda?

Kami ucapkan selamat merayakan Hari Natal bagi Anda semua.